Ternyata Hanyalah Mitos
Ternyata
Hanyalah Mitos
Created
By : Safri Sebastian Sihombing
Dulu
waktu saya kecil saya sangat suka dan senang membaca bahkan mendengarkan cerita
tentang dongeng, khayalan atau sebagainya yang berhubungan dengan mitos. Saat
bicara berhubungan dengan mitos saya sering sekali mengangguk-anggukkan kepala
saya seakan-akan apa yang saya baca atau degarkan adalah benar-benar terjadi
(aktual). Akibat dari sering dan senangnya membaca dan mendengarkan cerita
tentang mitos maka setiap apa kata-kata yang dibicaran orang lain saya langsung
percaya, tanpa memikirkan terlebih dahulu apakah yang disampaikannya itu adalah
benar. Akibattnya saya hanya percaya apa yang dibicaran oleh orang lain. Saya
sangat jarang percaya dengan diri saya sendiri, bahkan yang lebih sakitnya lagi
saya tidak dapat menerima diri saya sendiri. Saya sering membenci diri saya
sendiri, menyalahkan Tuhan dan tidak mengerti apa tujuan saya di bumi ini. Dulu
saya sangat minder dengan orang lain, apalagi bila melihat anak orang kaya,
saya langsung merasa rendah dan seakan-akan mau menangis. Saya tidak yakin dan
percaya apakah saya akan bisa sekolah, tamat SD aja sudah syukur kata saya
sering di dalam hati saya. Saya juga tersadar akan keadaan orang tua saya yg
tidak mampu ditambah lagi dengan keadaan perkotaaan membuat saya harus
beradaptasi. Semua serba belik dan tidak ada yang gratis. Akibatnya dengan
keadaan yang memasak ditambah lagi kondisi nenek yang seorang diri di kampun,
akhirnya keluarga kami memutuskan untuk hidup di kampung. Awalnya yang pergi ke
kampung pertama sekali adalah ibu saya dan tiga orang adik saya. Kemudian satu
tahun lagi saya, kakak saya, dan ayah saya juga menyusul.
Di
kampung pribadi saya mulai ditempah dan diuabahkan. Saya mulai belajar untuk
menerima diri saya sendiri. Belajar untuk meyakini bahwa saya bisa seperti
mereka. Saya juga mulai belajar untuk hidup tekun dan bertekad menjadi pribadi
yang sesungguhnya. Waktu awalnya saya di kampung, waktu itu saya kelas 6 (enam)
SD saya mendapatkan rangking/juara 2 di kelas. Kemudian memasuki SMP saya mulai
rajin lagi belajar dan menunjukkan eksistensi saya di sekolah. Selanjutnya
sayapun tiba memasuki jenjang SMA, namun di kelas 1 (satu) SMA saya tidak
pernah terpikir untuk melanjut kuliah bila sudah tamat SMA. Waktu itu ditanya oleh
wali kelas saya, siapa yang melanjut bila sudah tamat dari SMA ini, semua
teman-teman saya angkat tangan selain saya dan beberapa teman saya. Namun, di
SMA lah dimulai perjalanan saya untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
Disanalah saya mulai berpikir untuk belajar lebih sungguh-sungguh dan menggali
potensi saya. Di SMA saya mendapatkan banyak sekali penghargaan dari berbagai
bidang dan mendapatkan juara satu umum setiap tahunnya. Padahal, dulunya saya
tidak yakin dengan diri saya, saya hanya yakin dengan apa kata orang. Saya juga
tidak yakin bisa melanjut kuliah hari ini, namun Tuhan berkehendak lain. Apa
yang takpernah saya pikirkan Tuhan sediakan bagi saya. Saya bisa melanjutkan
kuliah saya di Universitas Negeri Medan (Unimed) dan itu adalah permintaan dari
orang tua saya.
Sekarang
saya percaya dengan apa kata diri saya, bukan apa kata orang yang selama ini
katanya-katanya itu adalah mitos. Banyak saat ini generasi muda menyerah dan
tidak mau berkarya lagi akibat percaya dengan apa kata orang lain (mitos).
Orang lain mungkin sering berkata pada kita mana mungkin kamu bisa, kaukan anak
orang miskin bahkan banyak juga perkataan orang lain menjatuhakan integritas
dan antusiasme kita untuk maju. Lihat aja ada begitu banyak orang berhenti
bergerak bahkan tidak sedikit yang jiwanya tergangu diakibatkan oleh tidak
dapatnya menerima dirinya sendiri dan selalu mempercayai apa kata orang. Saya
jadi teringat dengan sebuah kata-kata yang meneguhkan saya, yaitu : “ Anda bisa sukses sekalipun tida ada orang
yang percaya anda bisa, namun anda tidak akan bisa sukses bila anda tidak
percaya dengan diri anda sendiri”. Ya, benar bagaimana anda bisa sukses dan
maju bila anda tidak yakin pada diri anda sendiri. Ingatlah bila anda yakin
maka anda sudah 90% lulus atau tujuan yang anda impikan sudah 90% tercapai
akibat keyakinan saudara.
Selama
ini ada banyak sekali mitos (kata-kata orang) yang membuat kita berhenti untuk
bergerak. Namun satu pesan saya bergerak terus dan jangan menyerah. “Diam itu adalah emas, mendengar adalah
mutiara dan berbicara adalah berlian yang berharga, namun terkadang kita butuh
tuli dan bisu agar kita terus bergerak”. Ingatkah saudara dengan
pertandingan yang dilakukan antara katak yang tuli dengan seekor kancil. Mereka
bertanding untuk berlari siapa yang lebih cepat sampai ke tujuan/finish. Kancil
berpikir bahwa dialah yang akan menang, maka dia santai-santai aja dan sampai
bahkan tertidur, sedangan katak yang tuli ini terus tekun berlari dan berlari.
Bahkan karena seekor katak ini tuli dia tidak mendengarkan apa kata binatang
lain yang mengejeknya. Dia menyangka bahwa binatang lain memberikan semangat
atau support padanya ternyata tidak.
Untunglah seekor katak ini tuli dan sikatak semakin semangat terus bergerak.
Dan pada akhirnya sikataklah yang menang dari pada sikancil. Coba seandainya
katak tersebut tidak tuli maka sikatak sudah berhenti bergerak, karena semua
binatang mengejek dan menertawai sikatak.
Dari
cerita itu kita belajar, bahwa “Tida ada
yang dapat mengalahkan ketekunan dan kerja keras sekalipun itu yang namanya
kekuatan dan kejeniusan”. Teruslah bergerak, teruslah maju, dan jangan
dengarkan apa kata orang yang ingin menjatuhkanmu.
Ternyata
dalam hidup ini banyak mitos itulah kata-kata orang yang ingin menjatuhkanmu. Guys
never give up for do the best in your life.
Komentar
Posting Komentar